Senin, 14 Januari 2013



Rupiah dan Saham, Meliuk-liuk Bagai Ular
kurs1.JPG (17016 bytes)



RUPIAH pun tak mau ketinggalan telah menorehkan tinta merah dalam sejarah perekonomian. Bursa saham pun demikian halnya, bergejolak dan jika digambar terlihat seperti ular yang meliuk-liuk. Masih ingat ketika kurs rupiah hampir menembus Rp 17.000 per dollar AS pada 17 Juni 1998?
Begitu Soeharto menyatakan diri mundur sebagai Presiden ke-2 RI tanggal 21 Mei 1998-yang diinginkan pasar dan diperkirakan bisa meredakan gelombang-tak juga menolong rupiah. Rupiah masih sekitar Rp 11.000 per dollar AS. Kecenderungan pelemahan rupiah pasar, terus menjadi-jadi sejak aksi penembakan mahasiswa Trisakti tanggal 12 Mei dan aksi penjarahan 14 Mei di Jakarta.
Hal itu diikuti gelombang kerusuhan dan aksi politik yang sepertinya tidak habis-habisnya setelah mundurnya Soeharto. Pukulan bertubi-tubi atas rupiah mencapai gongnya, setelah mata uang yen Jepang mengalami depresiasi tajam 12 Juni 1998. Kurs rupiah selanjutnya terjun bebas mencapai Rp 17.000, tingkat paling rendah selama sejarahnya.
Kondisi ekonomi yang mengalami kontraksi hingga minus 13 persen, inflasi yang tinggi, suku bunga bank yang melambung memberikan dampak buruk bagi perusahaan-perusahaan termasuk yang sudah terdaftar di bursa. mengakhiri krisis perbankan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Jakarta (BEJ) bulan September lalu akhirnya mencapai titik terendah 254 poin.
Menjelang tutup tahun 1998, indeks saham sedikit menapak naik melampaui tingkat 400 poin. Tingkat suku bunga yang mulai menurun akibat inflasi yang mulai terkendali dan aksi spekulasi pada valuta asing yang mulai mereda ikut membantu. Hal serupa juga dialami rupiah yang cenderung membaik sejak September lalu dan kini terus bertengger pada level Rp 7.000 sampai Rp 8.000.



gambar di bawah ini menunjukan contoh perubahan mekanisme permintaan dan penawaran terhadap mata uang Asing dalam jhal ini euro dan dollar amerika yang membentuk ke seimbangan untik penetapan kurs EUR/USD.kesetimbangan awal dintnjukan oleh perpotongan antara kurva penawaran dan permintaan D1.keseimbangan kurs EUR/USD terjadi pada nilai E/U1=1,230 dengan kuantitas euro yang di perdagangkan sebesar QA.

tranksaksi antara dua mata uang asing yang berlanjut dengan kekuatan permintaan terhadap euro menjadi lebih tinggi.tranksaksi dapat menggeser kurva permintaan dari posisi D1 ke D2.namun demikian transaksi tidak cukup dan mampu merubah kurva penawaran terhadap euro. Keadaan ini akan membentuk kesetimbangan kurs di sepakati pada nilai EU2=1,240 dengan kuantitas euro yang di perdagangkan pada QB.penguatan kurs EUR/USD menunjukan euro menjadi lebih mahal terhaap Dolar amerika